Entertainment

Rabu, 13 Oktober 2010

Catalog Parts Motorcycle

Nih saya coba bagi2, untuk catalog part motor yamaha, honda, suzuki. Semoga dapat bermanfaat untuk yang hobby bongkar - pasang motor, yah siapa tahu jadi mekanik handal deh.

Catalog Parts YAMAHA :

Mio 2004 – 5TL3

Mio Soul 2007

Zupiter Z – 2004

Zupiter Z – 1E2P2460E1

Zupiter MX – 2005

Zupiter MX CW – 1E2S6460E

Scorpio Z

Nouvo Z - 2005

F1Z-R 2005


Senin, 11 Oktober 2010

FreeWare

Converter PDF to Word
Cute PDF
Adobe Acrobat Professional 7



Selasa, 05 Oktober 2010

Wisata Alam


Wisata Alam  

Goa Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing dengan jarak tempuh + 20 km ke arah Timur dari pusat kota Purworejo dengan ketinggian 700 m dpl sehingga udaranya sangat sejuk. Goa ini memiliki ciri khusus berupa ornamen yang terdapat di dalam goa, antara lain staklatit, staklamit, flowstone, helekit, soda straw, gower dam dan dinding-dindingnya berornamen seperti kerangka ikan. Panjang Goa Seplawan + 700 m dengan cabang-cabang goa sekitar 150-300 m dan berdiameter 15 m. Goa alam yang sangat menakjubkan ini menjadi semakin terkenal dengan diketemukannya arca emas Dewa Syiwa dan Dewi seberat 1,5 kg pada tanggal 28 Agustus 1979 yang sekarang arca tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta. 
Tempat lain yang juga terkait dengan sejarah Kabupaten Purworejo adalah Goa Seplawan, yang berada di wilayah Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing. Goa ini menjadi istimewa karena disebut-sebut dalam Prasasti Kayu Arahiwang. Dalam prasasti itu dengan jelas disebutkan bahwa salah satu tempat yang harus dijaga karena kesuciannya adalah Goa Seplawan. 

Dan agaknya hal itu memang benar. Karena saat pertama kali ditemukan pada tanggal 28 Agustus 1979, di dalam salah satu lorong goa ditemukan sebuah arca sepasang dewa dewi yang terbuat dari emas murni. Keberadaan patung sepasang dewa dewi yang tak lain adalah Dewa Syiwa dan Dewi Parwati ( seberat 1,5 kg ) tersebut, menunjukkan kalau Goa Seplawan sebelumnya dijadikan sebagai tempat pemujaan. 

Patung itu kemudian dibawa ke Jakarta dan disimpan di Musium Nasional Jakarta. Sebagai gantinya pemerintah membuatkan replika patung itu tepat di depan mulut goa. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada para pengunjung bahwa goa ini pada dasarnya adalah tempat suci yang disakralkan oleh masyarakat pada zaman dulu. Selain sakral, goa ini juga memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Hamparan stalaktit dan stalagnit di setiap lorong goa, menciptakan kesan tersendiri bagi para pengunjung goa. Tak hanya itu gemericik air yang menetes dari bebatuan penyusun goa mampu menenangkan hati siapapun yang masuk ke dalamnya. 

Goa ini memiliki panjang + 700 meter dengan cabang-cabang goa sekitar 150 – 300 meter dan berdiameter 15 meter. Sehingga untuk masuk ke dalam goa, pengunjung harus menyusuri anak tangga menurun yang cukup melalahkan. Yang mana rasa lelah itu akan segera hilang begitu mulai memasuki mulut goa. Sebab dari mulut goa itu saja keindahan ukiran batu di dalam goa sudah terlihat jelas. 

Makanya tak heran kalau pengunjung betah berlama-lama tinggal di dalam goa tersebut. Bahkan terkadang ada orang yang sengaja masuk dan tinggal selama beberapa hari di dalam goa untuk melakukan ritual. Dan hal ini bisa diketahui dari aroma hioswa dan minyak wangi yang menyeruak dari salah satu ruangan di dalam gua tersebut. Karena agaknya ruangan tersebut memang kerap dipakai untuk menggelar ritual. 

Ritual di dalam goa itu sebenarnya adalah rangkaian dari ritual yang biasa dilakukan di Candi Gondoarum yang berada tidak jauh dari Goa Seplawan. Candi Gondoarum sendiri saat ini nyaris tak berbentuk lagi. Yang tersisa hanyalah bekas-bekas pondasi dasar candi, yang sepintas terlihat mirip batu biasa yang berserakan. Hanya saja yang membedakan adalah, adanya beberapa guratan ukiran pada beberapa sisi batu yang bila dirangkai bisa saling berhubungan. 

“ Candi ini diduga lebih tua dari pada Candi Borobudur. Dan disebut Gondoarum karena waktu lingga yoninya diangkat, keluar semerbak bau harum. Sehingga sampai sekarang tidak ada orang yang berani berbuat jelek di tempat ini. “ 

Letak lingga yoni itu sendiri tepat di samping candi, dan sekarang telah dibuatkan satu cungkup sederhana untuk melindunginya. Sebenarnya pihak museum berniat mengamankan benda itu. Namun sepertinya “ penunggu “nya tidak mengijinkan. Sehingga sampai sekarang batu yang merupakan simbol penyatuan kehidupan tersebut tetap dibiarkan di tempat semula. 

Disamping Potensi Wisata Goa Seplawan di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing juga terdapat Potensi Hasil Ternak yaitu Hasil Ternak Kabing Etawa. Kabing Perankan Etawa ( PE ) merupakan keturunan kambing Etawa asal India yang dibawa oleh penjajah Belanda yang kemudian disilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing. Pada saat ini kambing PE ini dikenal sebagai Ras Kambing Peranakan Etawa asli Kaligesing Purworejo. 

Menurut perkembangannya kambing PE menyebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan keluar Purworejo ( Kulon Progo, Kendal, Sidoarjo Jatim ). Kambing PE ini mempunyai ciri khas yaitu : bentuk muka cembung, telinga panjang menggantung, postur tubuh tinggi ( gumba ) 90 – 110 cm, bertanduk panjang dan ramping. Kambing berkembang dengan baik panjang dan besar, warna bulu beragam belang putih, merah coklat, bercak-bercak hitam atau kombinasi ketiganya, dan pada bagian belakang terdapat bulu yang lebat dan panjang. 
Dalam waktu yang tidak lama lagi kawasan gua ini akan dikembangkan menjadi sarana olah raga seperti layang gantung ( gantole ), camping, hiking, panjat tebing, dan keadaan alam sekitarnya sangat mendukung untuk kegiatan avonturir.




Senin, 04 Oktober 2010

FMEA

FMEA (Failure moda and effect analysis)

FMEA (Failure moda and effect analysis) adalah metoda untuk mengidentifikasi dan menganalisa potensi kegagalan dan akibatnya yang bertujuan untuk merencakan proses produksi secara mantap dan dapat menghindari kegagalan proses produksi dan kerugian yang tidak diinginkan.

Cara kerja FMEA :

*. Dengan megidentikasi kegagalan yang mungkin terjadi terjadi
*. Memberi skala prioritas dari setiap jenis kegagalan
*. Melakukan tindakan perbaikan yang pada akhirnya: dapat mencegah terjadinya kegagalan.

Filosofi dasar dari FMEA adalah : " CEGAH SEBELUM TERJADI "
FMEA baik sekali digunakan pada sistem manajamen mutu untuk jenis industri manapun. Standar ISO/TS-16949 (standar sistem manajemen mutu untuk industri automotive) mensyaratkan dilakukannya FMEA pada saat perancangan produk maupun perancangan proses produksi. ISO-9001 tidak secara explicit mensyaratkan dilakukannya FMEA. Meski begitu, baik sekali bila perusahaan menerapkannya untuk memenuhi persyaratan tentang tindakan pencegahan.

Dua Jenis FMEA
*. Design FMEA : Analisa kegagalan produk selama penggunaan dan akibatnya.
*. Process FMEA : Analisa jenis kegagalan proses produksi dan akibatnya.

Persiapan FMEA
Membentuk team multi disiplin
Anggota team FMEA dapat terdiri dari :
*. Process engineer
*. Industrial Engineer
*. Design Engineer
*. Operator Produksi
*. Tooling engineer
*. Maintenance Engineer
*. Quality Engineer
*. Lain-lain, termasuk pemasok, marketing

Menyusun/menyiapkan Process flow chart :
Gambaran seluruh tahapan untuk realisasi produk, Mencakup :
*. Fabrikasi
*. Inspeksi
*. Transportasi
*. Penyimpanan

Process flow chart Membantu mengarahkan perhatian kepada suatu tahapan terbatas
- Memahami persyaratan pelanggan
- Persyaratan pelanggan eksternal
- Pahami drawing
- Pahami Penggunaan
- Kumpulkan Umpan balik
- Persyaratan pelanggan internal
- Pahami bagaimana proses berikutnya bekerja
- Kumpulkan umpan balik

FMEA dimulai dengan mengidentifikasi berbagai jenis kegagalan dan akibatnya. Langkah selanjutnya adalah: 
~ menentukan nilai severity, 
~ mencari penyebab, 
~ menentukan nilai Occurance, 
~ mengidentifikasi sistem control yang sudah ada (sudah ditetapkan), 
~ menentukan nilai detection, 
~ menentukan nilai RPN (Risk priority number) dan akhirnya 
~ menentukan tindakan perbaikan bila nilai RPN tinggi.

Definisi:

Severity : tingkat bahaya atau kerugian yang timbul. Score tinggi bila bahaya tinggi atau kerugian besar.

Occurance : seberapa banyak/sering kegagalan mungkin akan terjadi. Score tinggi bila sering/banyak.

Detection : tingkat deteksi, kemampuan sistem yang dalam mendeteksi terjadinya kegagalan. Score tinggi bila kemampuan mendeteksi rendah.

Ketiga nilai tersebut dikalikan dan menghasilkan RPN (risk priority number)
RPN = Severity x Occurance x Detection
Makin tinggi RPN, makin besar kebutuhan untuk melakukan tindakan perbaikan.

Kapan FMEA?

KATA KUNCI: SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN

Pada waktu perencanaan proses :
Dilakukan setelah draft dari production flow chart dan sistem pengendalian produksi terbentuk, Sebelum dilakukannya produksi massal.

Pada waktu perancangan produk:
Dilakukan setelah sebelum pembuatan protype produk.

Pada saat produksi massal telah berjalan atau produk telah dihasilkan, FMEA dapat terus diperbaharui sesuai dengan masukan/informasi baru yang diperoleh.

Pelaksanaan FMEA
Bahasan berikut menguraikan tahapan-tahapan dalam FMEA khusus untuk Process FMEA bagi perusahaan manufaktur. Design FMEA tidak dibahas disini, mungkin lain waktu. Lagipula, jarang perusahaan manufaktur di Indonesia yang merancang produknya sendiri.

10 Tahapan FMEA

1. Identifikasi mode-mode kegagalan potensial selama proses / faulure mode
2. Identifikasi akibat kegagalan yang dialami pelanggan / failure effect
3. Tentukan nilai ‘severity 
4. Identifikasi penyebab-penyebab dari kegagalan / causes
5. Tentukan nilai ‘occurance’
6. Identifikasi pengendalian proses ‘detection’ dan ‘prevention' / Current proses      Control
7. Tentukan nilai ‘detection’
8. Hitung nilai RPN untuk menentukan prioritas tindakan yang harus diambil
9. Tentukan ‘action’ yang harus harus diambil
10. Hitung nilai ‘occurance’, ‘detection’ dan ‘RPN’ yang baru
11. Identifikasi Failure Mode









Poka Yoke

MUDA - Pemborosan 

MUDA, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti aktivitas pemborosan dan tidak menambahkan nilai atau tak produktif. Merupakan konsep utama Toyota Production System (TPS) yaitu mengenali satu di antara tiga macam pemborosan (MUDA, MURA, MURI). 

”Eliminasi MUDA adalah cara efektif untuk meningkatkan laba.”

MURA - Tidak merata atau tidak teratur 

MURA, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti tidak merata, ketimpangan, keragaman, tidak konsisten terhadap zat material atau keadaan rohani manusia.

Proses menambah nilai adalah menghasilkan barang-barang atau memberikan jasa yang bermutu, untuk proses inilah pelanggan mau membayar. Proses memakan sumber daya, pemborosan terjadi pada saat sumber daya digunakan lebih banyak dari yang diperlukan. Sikap dan alat TPS ini meningkatkan kesadaran dan memberikan perspektif baru dalam mengenali pemborosan, inilah kesempatan yang selama ini belum termanfaatkan. 

MURA dihindari melalui sistim Just In Time yang berdasarkan proses tanpa persediaan atau sedikit.

Dengan cara :
*. Menyuplai proses produksi dengan barang yang benar, 
*. Pada saat yang tepat,

*. Dalam jumlah yang benar, 
*. Dan aliran barang yang First In First Out (FIFO). 

Sistim Just In Time menciptakan “sistim tarik” dimana masing-masing sub-proses menarik keperluannya dari sub-proses sebelumnya sampai pada akhirnya menarik barang dari pemasok luar. Jika proses sebelumnya tidak mendapatkan permintaan atau melakukan penarikan maka barang tidak akan diproduksi berlebihan. Sistem sejenis ini didesain untuk memaksimalkan produktivitas dengan cara meminimalkan beban penyimpanan.

Contohnya :

1. Jalur Perakitan “membuat permintaan ke,” atau “menarik dari” Proses Pengecatan, yang        menarik dari Bagian Pengelasan Badan Kendaraan. 
2. Bagian Pengelasan Badan Kendaraan menarik dari Proses Pencetakan Badan Kendaraan. 
3. Pada saat yang sama, permintaan sedang dilakukan ke pemasok untuk bagian-bagian spesifik,  untuk kendaraan yang sudah dipesan oleh Pelanggan. 
4. Sedikit persediaan (Buffer) untuk menjaga terjadinya fluktuasi kecil, agar proses terus-menerus mengalir. 
5. Jika didalam suatu proses ditemukan komponen atau material cacat, pendekatan Just In  Time ini memerlukan identifikasi terhadap masalah dan perbaikan yang cepat.

MURI - Membebani Berlebihan 
MURI, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti terlalu membebani, keterpaksaan atau melampaui ambang batas. 

”MURI dapat dihindari melalui kerja yang distandarisasi.”

Untuk mencapai kondisi standar atau hasil yang standar maka mutu harus ditetapkan untuk menjamin efektifitasnya. Kemudian setiap proses dan fungsi harus dikurangi hingga elemennya yang paling sederhana untuk diteliti kemudian dikombinasikan. Proses kemudian harus distandarisasi untuk mencapai kondisi standar. Ini dilakukan dengan mengambil elemen kerja sederhana dan menggabungkannya satu per satu ke dalam urutan kerja yang distandarisasi.

Di dalam industri manufaktur termasuk : 

• Aliran material atau arahan bahan yang logis 
• Langkah-langkah dari proses yang berulang dan proses dengan mesin atau metode rasional untuk melakukannya 
• Takt-time atau lamanya waktu proses yang masuk akal dan ketahanan yang diperbolehkan dari sebuah proses 

Kerja yang distandarisasi mendorong Anda untuk mengamati : 
• Ergonomi dan Keselamatan Kerja 
• Masalah Mutu 
• Produktivitas 
• Biaya yang efisien 

Apabila setiap orang mengetahui kondisi standarnya dan urutan kerja yang distandarisasi maka hasilnya adalah sebagai berikut : 
• Antusiasme Karyawan meningkat 
• Mutu yang lebih baik tercapai 
• Produktivitas meningkat 
• Pengurangan biaya





Jumat, 18 Juni 2010

Senin, 14 Juni 2010

Jumat, 11 Juni 2010